Menyingkap Tabir Sathya Sai Baba

bagus1.jpg

Banyak gerakan yang muncul akhir-akhir ini terkait dengan pengikisan aqidah umat Islam. Mulai dari yang sifatnya mikro (lokal) sampai pada level makro (dunia). Dengan berbagai atribut yang disajikan, gerakan-gerakan tersebut secara bertubi-tubi datang silih berganti untuk menegasikan (an-nafyu) otentisitas nilai-nilai ilahiah. Integritas ajaran Islam selalu mengalami goncangan tidak hanya dari luar Islam, tetapi ironisnya dari dalam Islam sendiripun seringkali kita rasakan.

Gerakan dari dalam merupakan tantangan terbesar karena sudah menjadi semacam duri dalam daging yang susah untuk menghilangkannya serta diperparah oleh pemahaman sebagian umat Islam yang dangkal sehingga terkadang sulit untuk mendeteksi apakah itu merupakan rekomendasi syariat atau bukan.

Seperti aliran Ahmadiyah yang banyak mengecoh manusia dengan menyatakan bahwa ada nabi setelah nabi Muhammad yaitu Mirza Ghulam Ahmad, gerakan Lia Aminuddin yang mengaku mendapatkan wahyu dari Allah melalui perantara jibril dan yang paling aktual sehingga menggegerkan dunia dia adalah seorang laki-laki kribo yang tinggal di wilayah timur Khurasan, tepatnya di India selatan, desa Nilayam Puttapharti yang menegaskan sebagai juru selamat bagi seluruh manusia. Ada yang menyebut dia sebagai Isa Al-Masih, atau Dajjalkah dia sebagaimana yang disinyalir oleh Rosulullah dalam beberapa hadits, sampai-sampai para penganutnya menyebut dia sebagai seorang “Avatar” (Tuhan yang menjelma sebagai manusia).

Yang terakhir ini menjadi perbincangan hangat serta menjadi sorotan masyarakat dunia karena mempunyai keajaiban yang luar biasa (khoriqul ‘adah) dan tidak bisa dicerna oleh akal sehat manusia sehingga banyak orang yang tadinya tidak mempercayai terhadap eksistensi kekuatan Sathya Sai Baba lambat laun malah menjadi pengikut setianya. Walaupun kita belum bisa menyaksikannya secara kasat mata tentang kebenaran tersebut

Sekilas Tentang Sathya Sai Baba

Sathya Sai Baba(terlahir bernama Sathya Narayana Raju pada tanggal 23 November 1926 – dengan nama keluarga Ratnakaram) adalah seorang Guru Spiritual dari India Selatan yang kontroversial, sering disebut sebagai Avatar dan seorang yang penuh dengan mukjizat. Menurut Organisasi Sathya Sai, terhitung ada sekitar 1.200 Center Sai Baba di 167 negara di dunia (termasuk di Indonesia sendiri sudah ada yayasan Sri Sathya Sai Baba yang berlokasi Jl. Pasar Baru Selatan No. 26, Jakarta Pusat). Jumlah dari pengikut Sai Baba terhitung antara 6 sampai 100 juta orang.

Sathya Sai Baba terlahir sebagai Sathya narayana Raju dari Peddavenkappa Raju dan Easwaramma, sebuah keluarga petani miskin di daerah pedesaan di pedalaman Puttaparthi, terletak di Distrik Anantapur, Andhra Pradesh. Sejak Ia terlahir setelah Sri Sathyanarayana Puja, Ia dinamakan seperti nama Dewa yang dipuja saat itu. Dikatakan bahwa instrumen-instrumen musik di dalam rumahnya berbunyi dan memainkan musik sendiri ketika Ia dilahirkan.

Riwayat hidup-nya dalam beberapa volume ditulis oleh Profesor Narayana Kasturi. The British Daily Telegraph menyebut biografi tersebut sebagai Hagiografi (pemberian tentang seorang tokoh suci yang dianggap sebagai mewakili ideal moral dan ketuhanan). Easwaramma mengklaim Ia mengandung seorang bayi setelah bermimpi tentang Dewa Hindu Sathyanarayana dan setelah lingkaran cahaya biru besar bergulung kearahnya, bersatu dengannya dan membuatnya tidak sadarkan diri.

Menurut Howard Murphet dalam bukunya Man of Miracles, Sathya Sai Baba mengikuti kelas sekolah dasar yang lebih tinggi tingkatnya di Bukkapatnam selama tahun ke-8. Ia mempunyai talenta yang istimewa pada seni drama, musik, puisi dan akting, menulis lagu-lagu untuk opera di desanya pada usia 8 tahun. Setelah itu Sai Baba masuk SMA di Uravakonda, berdasarkan Biografi Kasturi.

Kasturi lebih jauh menulis dalam biografinya pada bulan Maret 1940 di Uravakonda sekitar sore hari, Sathya Sai Baba mulai bertingkah seolah-olah seekor kalajengking hitam telah menyengat kakinya. Uravakonda berarti ”bukit ular” dan tempat itu terkenal akan ular dan kalajengkingnya. Bagaimanapun menurut Kasturi tidak ada seorangpun yang menemukan kalajengking saat itu. Suatu malam, lanjut Kasturi, setelah kejadian aneh ini Sai Baba memasuki keadaan yang sama dengan koma, yang mana pengikutnya menyebutnya sebagai keadaan ”keluar dari tubuh”.

Kasturi kemudian menulis bahwa setelah Ia melewati keadaan ini, Ia mulai bersikap dengan cara yang membuat cemas orang tuanya – Ia tidak mau makan, Ia sering berdiam diri dalam jangka waktu yang lama, menceritakan sloka-sloka kuno atau menguraikan kitab-kitab suci Hindu.

Dibawah tekanan keluarganya Sai Baba kembali melanjutkan sekolahnya di Uravakonda pada bulan Juni. Menurut Kasturi, pada 20 Oktober 1940, pada umurnya yang ke-14, Sai Baba membuang buku-bukunya dan mengumumkan bahwa Ia akan pergi. Ia berkata, ”Pengikutku telah memanggilku. Aku mempunyai pekerjaanku sendiri”.

Kemudian Ia menghabiskan waktu tiga hari berikutnya kebanyakan di bawah sebuah pohon di taman seperti inspektur pajak dan banyak orang berkumpul mengelilinginya. Beliau mengajarkan bhajan kepada mereka. Menurut Kasturi, pada usia 15 tahun, Ia dikunjungi oleh seorang Rani dari Chincholi. Suami terakhirnya, Raja adalah pengikut yang sangat bersemangat dari Shirdi Baba. Sathya Sai Baba terdaftar dalam daftar sekolah pada tahun 1942 di dekat desa Bukkapatnam. Tahun 1944, karena berkembangnya jumlah pengikut, ”mandir lama” dibangun diujung desa.

Biografi Kasturi menyebutkan beberapa keajaiban dan tanda-tanda ketuhanan dari Sathya muda. Menurut Howard Murphet, dalam bukunya Sai Baba Man of Miracles, Sathya muda adalah seorang vegetarian dan dikenal karena kebenciannya terhadap kekerasan kepada binatang dan kasih sayangnya kepada orang miskin, orang tidak mampu dan orang tua. Menurut Kasturi dan Sathya Sai Baba sendiri, Sathya muda mengkompisisi bhajan secara spontan (walaupun masih dalam usia semuda 8 tahun) dan sangat berbakat dalam drama, seni tari, musik dan puisi.

Dalam ceramah tahun 1963 Beliau menyatakan diri sebagai reinkarnasi dari Shiva dan Shakti. Dalam ceramah yang sama Sathya Sai Baba berkata bahwa Shirdi Sai Baba adalah inkarnasi dari Shakti dan mengulangi pernyataannya tahun 1976. Dalam penegasannya, biografi Kasturi atau hagiografi dari Sathya Sai Baba menyatakan bahwa Shirdi Sai Baba adalah Inkarnasi Shakti dan bahwa Prema Sai Baba adalah inkarnasi dari Shiva.

Lebih jauh biografi itu menyatakan bahwa Prema Sai Baba akan dilahirkan di daerah Mysore. Menurut artikel Donald Taylor tahun 1987 berjudul ”Charismatic Authorityin the Sathya Sai Baba movement”, deklarasi Sathya Sai Baba tahun 1963 bahwa ia akan bereinkarnasi sebagai Prema Sai Baba adalah strategi Sathya Sai Baba untuk memicu permasalahan mengenai rangkaian usahanya dan dengan begitu mempunyai otoritas penuh di tangannya.

Pada akhir tahun 1960-an beliau menarik para pencari spiritual dari barat dan menjadi populer dengan cepat. Salah satu dari pencari spiritual itu adalah Arnold Schulman, seorang penulis naskah dari Hollywood, yang menulis buku berjudul Baba pada tahun 1971 yang mana ”Untuk beberapa babak dari kehidupan Baba pada masa kecil, terdapat banyak sekali versi, dan pada titik ini penulis menemukan bahwa tidak mungkin lagi memisahkan mana yang fakta dan mana yang legenda”.

Sai Baba Tertuduh Dajjal

Eksistensi Sathya Sai Baba cukup menggoyah keimanan dan membuat kening kita (umat Islam) berkerut. Karena apa yang terjadi dalam realita sepertinya sesuai dengan apa yang digambarkan dalam hadits seputar karakteristik dan ciri-ciri dajjal tersebut ada pada diri Sai Baba.

Diantara hadits Rosulullah tersebut antara lain, pertama, hadits yang diriwayatkan dari Abu Bakar as-Shiddiq, ia berkata: Rasulullah saw bersabda kepada kami, Dajjal akan keluar dari bumi ini dibagian timur bernama Khurasan (Jamiu at Tirmidzi). Kedua, sabda Rasulullah saw, Ketahuilah, bahwa dia berada di laut Syam atau laut Yaman. Oh tidak, bahkan ia akan datang dari arah timur. Apa itu dari arah timur… dan Beliau berisyarat dengan tangannya menunjuk ke arah timur (Shahih Muslim). Ada sejumlah hadits yang menyatakan sifat-sifat dajjal adalah sebagai berikut.

a. Dalam Sahih Bukhori diriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW pernah memberikan khutbah di hadapan para sahabatnya, lalu beliau menyebutkan Dajjal. Beliau bersabda:

Aku benar-benar akan memperingatkan kalian tentang Dajjal. Tidak ada seorang nabi melainkan ia pernah memperingatkan kaumnya tentang masalah tersebut. Tetapi aku akan mengatakan kepada kalian suatu ucapan yang belum pernah dikatakan oleh seorang nabi pun sebelumku. Dia itu (Dajjal) picak (bermata sebelah) sedangkan Alloh tidaklah picak” (Sahih Jami’ shogir 3495/ Al-Bany)

b. Dari Ibnu Umar RA. Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: ” Ketika aku sedang tidur aku mengelilingi di Ka’bah?… (beliau menyebutkan bahwasanya ia melihat Nabi Isa bin Maryam, kemudian melihat Dajjal dan menyebutkan sifat-sifatnya). Ibnu Umar berkata: Tiba-tiba ada seorang laki-laki yang besar tubuhnya, berwarna merah, rambutnya pendek, matanya picak, seakan-akan matanya itu buah anggur yang mengambang, Mereka berkata: “Ini adalah Dajjal, manusia yang paing menyerupainya adalah Ibnu Quthn seorang laki-laki dari Bani Khuza’ah (Sahih Bukhori 13/90 dan Muslim 2/237).

c. Dari Nawwas bin Sam’an RA, ia berkata: Rasulullah SAW telah bersabda berkaitan sifat Dajjal: “Dia itu seorang pemuda, rambutnya pendek, matanya mengambang, seakan-akan aku menyerupakannya dengan Abdul ‘izz bin Qathn” (Sahih Muslim 18/65).

Dan ia dinamakan dengan Masihid Dajjal karena salah satu matanya, yaitu mata kanannya tertutup (picak). Ia akan keluar pada saat kaum muslimin sedang memiliki kekuatan besar dan keluarnya dia adalah untuk mengalahkan kekuatan tersebut.

d. Hadits lainnya adalah hadits yang menjelaskan bahwa tertulis di antara dua matanya “Kaafir” atau “Kafara” sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah SAW:

Sesungguhnya di antara kedua matanya tertulis kaafir” (HR Bukhori 13/91 dan Muslim 18/59). (http://katrinasofiya.wordpress.com).

Walaupun Sathya Sai Baba mempunyai sifat dajjal, tetapi tidak semua ciri-ciri yang disebutkan dalam hadits Rosul terakomodir dalam diri Sai Baba. Ini mengindikasikan bahwa akan terjadi banyak fitnah terkait dengan munculnya dajjal yang juga mempunyai misi untuk mendekonstruksi struktur keyakinan umat Islam yang lebih jauhnya akan menimbulkan ‘erosi’ keimanan.

Wallahu a’lam bis shawab. (Agnan)

Ditulis Oleh Dewan Redaksi Buletin Al Furqan

Facebook Twitter RSS